Minggu, 30 Agustus 2015

PLTP (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI)


Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan dan diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam bumi (aktivitas tektonik di dalam bumi). Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu dan bertekanan tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan dialirkan ke generator turbo yang selanjutnya menghasilkan tenaga listrik.


Kelebihan PLTP :
  1. Energi Ramah Lingkungan.
  2. Memiliki kapasitas faktor energi tertinggi.
  3. Biaya operasi PLTP lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasi pembangkit listrik yang lain.
  4. Mampu berproduksi secara terus-menerus selama 24 jam sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpan energi.
  5. Tingkat ketersediaan yang sangat tinggi yaitu diatas  95%.
  6. Tidak boros lahan.

Kekurangan PLTP :
  1. Tanah Ambless / subsidence akibat eksploitasi berlebih.
  2. Potensi krisis sumber air bagi masyarakat.
  3. Tidak bisa di ekspor .
  4. Karena PLTP dibangun di daerah lapang panas bumi berada maka peralatan mesin maupun listrik mdah berkarat.
  5. Ancaman akan adanya huan asam.
  6. Penurunan stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya erupsi dan akan mempengaruhi pada kegiatan operasional.
  7. Dengan menyusutnya dan menurunnya kualitas sumber daya alam maka akan menyebabkan gangguan pada kehidupan.


Resiko pembangunan PLTP :
  1. Resiko  sumberdaya  (resource  risk) terdiri dari resiko eksplorasi, resiko pengembangan dan resiko  teknologi  yaitu  berkaitan dengan kemungkinan :
•       sulit menemukan energi panas bumi yang dieksplorasi.
           besar cadangan dan potensi listrik di daerah tersebut lebih kecil dari perkiraan atau          tidak bernilai komersial  
•       jumlah sumur eksplorasi yang berhasil lebih sedikit dari ekspektasi
•       potensi  (well  output) sumur  eksplorasi  lebih  kecil  dari  perkiraan  
•       jumlah  sumur  pengembangan  yang  berhasil  lebih  sedikit  dari  ekspektasi
•       potensi  (well  output)  sumur pengembangan  lebih  kecil  dari perkiraan  
•       biaya  eksplorasi,  pengembangan  lapangan  dan  pembangunan  PLTP lebih  mahal dari perkiraan  
•       terjadi  problem  teknis,  seperti  korosi  dan  scaling serta problem lingkungan 
  1. Resiko berkaitan dengan kemungkinan penurunan laju produksi atau penurunan suhu lebih cepat dari perkiraan semula (resource degradation). 
  2. Resiko berkaitan dengan kemungkinan perubahan pasar dan harga (market  access  dan price risk). 
  3. Resiko pembangunan (construction risk). 
  4. Resiko berkaitan dengan perubahan manajemen (Management risk). 
  5. Resiko  menyangkut  perubahan  aspek  legal  dan  kemungkin perubahan kebijakan  pemerintah (legal & regulatory risk).
  6. Risiko  berkaitan  dengan  kemungkinan  perubahan  bunga  bank  dan laju  inflasi  (Interest & inflation risk).
  7. Force Majeure. 


Sebagai salah satu contoh PLTP pada post ini akan diberikan contoh PLTP Kamojang

Prinsip kerja PLTP Kamojang



  • Uap dari sumur mula-mula dialirkan ke steam receiving header (1), yang berfungsi menjamin pasokan uap tidak akan mengalami gangguan meskipun terjadi perubahan pasokan dari sumur produksi.
  • Selanjutnya setelah melalui flow-meter (2), uap dialirkan ke separator (3) dan demister(4) untuk memisahkan zat padat, silika, dan bintik-bintik air yang terbawa di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi dan pembentukan kerak pada sudu dan nozzle turbin.
  • Uap yang telah bersih itu dialirkan melalui Main Steam Valve / Electrical Control Valve /Governor Valve (5) menuju ke turbin (6). Di dalam turbin uap itu berfungsi untuk memutar sudu turbin yang dikopel dengan generator (7) pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz dan tegangan 11,8 kV.
  • Melalui step-up transformer (8), arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150 kV, selanjutnya dihubungan secara paralel dengan sistem penyaliran Jawa-Bali.
  • Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari turbin harus dalam kondisi vakum 0,10 bar, dengan mengkondensasikan uap dalam kondensator (10) kontak langsung yang dipasang di bawah turbin. Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas kondenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan oleh spray-nozzle. Level kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buah cooling water pump (11), lalu didinginkan dalam cooling water (12) sebelum disirkulasikan kembali.
  • Untuk menjaga kevakuman kondenser, gas yang tak terkondensasi harus dikeluarkam secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung CO2 85-90% wt, H2S 3,5% wt, sisanya adalah N2 dan gas-gas lainnya. Di Kamojang dan Gunug Salak, sistem ekstraksi gas terdiri atas first-stagesecond-stage dan liquid ring vacum pump. Sistem pendinginan di PLTP merupakan sistem pendingin dengan sirkulasi tertutup dari hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksikan kembali ke dalam sumur reinjeksi (14).
  • Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5 forced drain fan. Proses ini terjadi dalam cooling water.
  • Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling water, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir (15). Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi ground subsidance, menjaga tekanan, serta recharge water bagi reservoir. Aliran air dari reservoirdisrikulasikan kembali oleh primary pump (16).
  • Kemudian melalui after condenser dan inter condenser (17) dimasukkan kembali ke dalam reservoir.


Berikut data teknis dari PLTP Kamojang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar