Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan dan
diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam bumi (aktivitas tektonik di
dalam bumi). Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu dan bertekanan
tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan dialirkan ke generator turbo yang
selanjutnya menghasilkan tenaga listrik.
Kelebihan PLTP :
- Energi
Ramah Lingkungan.
- Memiliki
kapasitas faktor energi tertinggi.
- Biaya
operasi PLTP lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasi pembangkit
listrik yang lain.
- Mampu
berproduksi secara terus-menerus selama 24 jam sehingga tidak membutuhkan
tempat penyimpan energi.
- Tingkat
ketersediaan yang sangat tinggi yaitu diatas 95%.
- Tidak boros lahan.
Kekurangan PLTP :
- Tanah
Ambless / subsidence akibat eksploitasi berlebih.
- Potensi
krisis sumber air bagi masyarakat.
- Tidak
bisa di ekspor .
- Karena
PLTP dibangun di daerah lapang panas bumi berada maka peralatan mesin
maupun listrik mdah berkarat.
- Ancaman
akan adanya huan asam.
- Penurunan
stabilitas tanah yang akan berakibat pada bahaya erupsi dan akan
mempengaruhi pada kegiatan operasional.
- Dengan
menyusutnya dan menurunnya kualitas sumber daya alam maka akan menyebabkan
gangguan pada kehidupan.
Resiko pembangunan PLTP :
- Resiko sumberdaya
(resource risk) terdiri dari resiko eksplorasi, resiko pengembangan dan resiko teknologi yaitu
berkaitan dengan kemungkinan :
• sulit
menemukan energi panas bumi yang dieksplorasi.
•
besar cadangan dan potensi listrik di daerah
tersebut lebih kecil dari perkiraan atau tidak bernilai komersial
• jumlah sumur eksplorasi yang berhasil lebih sedikit dari ekspektasi
• potensi
(well output) sumur eksplorasi lebih kecil
dari perkiraan
• jumlah
sumur pengembangan yang berhasil lebih
sedikit dari ekspektasi
• potensi
(well output) sumur pengembangan lebih kecil
dari perkiraan
• biaya
eksplorasi, pengembangan lapangan dan pembangunan
PLTP lebih
mahal dari perkiraan
• terjadi
problem teknis, seperti korosi dan scaling serta
problem lingkungan
- Resiko berkaitan dengan
kemungkinan penurunan laju produksi atau penurunan suhu lebih cepat
dari perkiraan semula (resource degradation).
- Resiko berkaitan dengan kemungkinan perubahan pasar dan
harga (market access dan price risk).
- Resiko pembangunan (construction risk).
- Resiko berkaitan dengan perubahan manajemen
(Management risk).
- Resiko menyangkut
perubahan aspek legal dan kemungkin perubahan kebijakan
pemerintah (legal & regulatory risk).
- Risiko berkaitan
dengan kemungkinan perubahan bunga bank dan laju inflasi
(Interest & inflation risk).
- Force Majeure.
Sebagai salah satu contoh PLTP pada post ini akan diberikan contoh PLTP Kamojang
Prinsip kerja PLTP Kamojang
- Uap
dari sumur mula-mula dialirkan ke steam receiving header (1),
yang berfungsi menjamin pasokan uap tidak akan mengalami gangguan meskipun
terjadi perubahan pasokan dari sumur produksi.
- Selanjutnya
setelah melalui flow-meter (2), uap dialirkan ke separator (3)
dan demister(4) untuk memisahkan zat padat, silika, dan
bintik-bintik air yang terbawa di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya vibrasi, erosi dan pembentukan kerak pada sudu
dan nozzle turbin.
- Uap
yang telah bersih itu dialirkan melalui Main Steam Valve / Electrical
Control Valve /Governor Valve (5) menuju ke turbin
(6). Di dalam turbin uap itu berfungsi untuk memutar sudu turbin yang
dikopel dengan generator (7) pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini menghasilkan
energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz dan
tegangan 11,8 kV.
- Melalui step-up
transformer (8), arus listrik dinaikkan tegangannya hingga 150
kV, selanjutnya dihubungan secara paralel dengan sistem penyaliran
Jawa-Bali.
- Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari turbin harus dalam kondisi vakum 0,10 bar, dengan mengkondensasikan uap dalam kondensator (10) kontak langsung yang dipasang di bawah turbin. Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas kondenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan oleh spray-nozzle. Level kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buah cooling water pump (11), lalu didinginkan dalam cooling water (12) sebelum disirkulasikan kembali.
- Untuk
menjaga kevakuman kondenser, gas yang tak terkondensasi harus dikeluarkam
secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung CO2 85-90%
wt, H2S 3,5% wt, sisanya adalah N2 dan gas-gas
lainnya. Di Kamojang dan Gunug Salak, sistem ekstraksi gas terdiri
atas first-stage, second-stage dan liquid
ring vacum pump. Sistem pendinginan di PLTP merupakan sistem pendingin
dengan sirkulasi tertutup dari hasil kondensasi uap, dimana kelebihan
kondensat yang terjadi direinjeksikan kembali ke dalam sumur reinjeksi
(14).
- Prinsip
penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan
mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus,
menggunakan 5 forced drain fan. Proses ini terjadi dalam cooling
water.
- Sekitar
70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling
water, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir (15).
Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan,
mengurangi ground subsidance, menjaga tekanan, serta recharge
water bagi reservoir. Aliran air dari reservoirdisrikulasikan
kembali oleh primary pump (16).
- Kemudian melalui after condenser dan inter condenser (17) dimasukkan kembali ke dalam reservoir.
Berikut data teknis dari PLTP Kamojang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar